Jakarta-CS, 21/6/17: Benar-benar tegas dan lugas !!! INI PUN MERUPAKAN PERNYATAAN YANG SEMAKIN MENEGASKAN LOYALITAS TNI KEPADA PRESIDEN JOKOWI.
Hmmm….pernyataan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menyatakan seratus persen berada di belakang Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada acara buka puasa bersama di Markas Besar TNI, Jakarta Timur, (19/6/17), ini, sekaligus mematahkan berbagai asumsi bakal jadi lawan politik (terutama menghadapi Pilpres 2019).
Sebagaimana pernilaian Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, pernyataan tegas Panglima TNI di depan beberapa pimpinan negara dan ribuan prajurit TNI ini telah mematahkan asumsi lawan politik Jokowi. Yakni, yang memandang Gatot Nurmantyo tengah menyiapkan diri menjadi lawan politik Joko Widodo di 2019 nanti.
Padahal, kata Qodari, gerakan Gatot Nurmantyo yang mendekati umat Islam belakangan ini merupakan langkah yang sangat tepat. Terutama di tengah umat Islam selama ini mencari idola.
“Karena itu, daripada ruang kosong umat Islam yang mencari idola ini mengerucut kepada Panglima Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, lebih baik Panglima TNI yang menjadi idola umat Islam, yang komitmennya terhadap NKRI tidak perlu diragukan lagi,” kata Qodari melalui keterangan tertulis kepada Beritasatu.com, Selasa (20/6/17) kemarin.
Selain itu, lanjut Qodari, selama ini Gatot Nurmantyo selalu tampil di depan di saat terjadi peristiwa krusial secara politik maupun sosial. Sehingga memang, pilihan Jokowi terhadap Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI bukanlah keputusan yang salah. Apalagi akan membangkang kepada Jokowi.
“Padahal kalau kita lihat ke belakang, seharusnya estafet kepemimpinan TNI sekarang ini, jika mengikuti pola pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, bukanlah dari Angkatan Darat (AD) melainkan dari Angkatan Udara,” tandasnya.
Garis komando
Seperti diberitakan, dalam acara buka puasa bersama yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapto Odang (OSO), Ketua MA Hatta Ali, Kapolri Tito Karnavian, dan ribuan prajurit TNI, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meyakinkan Presiden Joko Widodo, seluruh pasukan TNI berada di belakangnya.
TNI berada dalam sistem garis komando yang jarang melakukan tindakan pembangkangan.
Gatot menjelaskan, garis komando tertinggi di TNI berada di tangan presiden. Garis itu kemudian diteruskan ke Panglima TNI. Dari panglima kemudian diteruskan lagi ke bawah seperti para kepala staf, panglima Kodam, hingga lapisan paling bawah.
“TNI berbeda dengan organisasi lain, TNI mengutamakan kesatuan garis komando. Di sini yang diutamakan kesatuan komando, karena TNI dilengkapi dengan persenjataan dan Alutsista yang sangat mematikan. Kesatuan garis komando ini yang harus dipegang teguh,” tandas Gatot Nurmantyo dalam acara buka bersama di Markas Besar (Mabes) TNI, Jakarta Timur, Senin (19/6/17). (CS-BS/jr)
