MANADO, cahayasiang.com – Pakar Ekonomi Sulawesi Utara, Dr Sefanya Kumenaung SE MSi, mengatakan, pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,13 % pada kwartal dua 2017 atau lebih rendah dari perkiraan sejak awal, yaitu 5,2% penyebatnya adalah komsumsi rumah tangga melambat atau pelemahan daya beli dan belanja pemerintah yang masih tertunda.
Untung kinerja exsprot berada dalam tren peningkatan nilai dibandingkan dengan imprort, sehingga neraca perdagangan surplus disepanjang semester satu 2017.
“Hingga semester pertama tahun ini belanja pemerintah belum memperlihatkan kinerja yang optimal untuk menggerakkan pereknomian, namum pada semester dua, pemerintah akan kelihatan akan menggenjot belanja sehingga perkiraan tumbuh 5,13% sepannjang tahun ini tercapai.” ungkap Sefanya saat ditemui di ruang kerjanya Kampus STIE Paal Dua Manado.
Ditambahkannya, bila belanja pemerintah khussusnya untuk imfrastuktur bisa digenjot pada sisa tahun ini, nilai tambahnya terhadap perekonoman akan sangat besar.
Ia mnilai komsumsi rumah tangga masih akan memberikan kontribusi besar terhadap geliat pereknomian meskipun kenaian Upah Minumum Reginal (UMR) di hampir seluruh wilayah Indonesia rata rata tumbuh 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski memang lebih kecil dibandingkan kenaikan UMR tahun lalu.
Di sisi lain pemerinta sudah mengatur harga bahan bakar minyak bahan pokok, sehingga membantu daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pakoknya.
Pemeritah suda memastikan tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak subsidi dalam tahun ini. Sehingga kedepan tekanan terhadap daya beli masyarakat semakin minimal.
“Bila secara domestik tidak ada tekanan kenaikan harga dan ditingkat suku bunga dipertahankan seperti saat ini sedangkan harga komonitas di pasar global terus membaik, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik pada sisa tahun ini,” ujar Sefanya meyakinkan. (CS/mansur/01).