Kepala Dinas BPPRD Kota Manado, Harke Tulenan
Diharapkan Jadi Primadona, NJOP PBB Bakal Disesuaikan
MANADO, cahayasiang.com – Kepala Badan Pengelolah Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Manado Drs Harke Tulenan Msi mengatakan, pihaknya yakin kalau PAD Tahun 2017 bisa tercapai 100 persen hingga akhir tahun Desember. “Saat ini saja capaiannya sudah sekitar 88,38 persen dari target Rp 234 miliar lebih,” kata Kepala BPPRD Kota Manado, Drs Harke Tulenan di ruang kerjanya.
Didampingi Kepala Bidang Pajak dan retribusi, Recky Pesik SE, Tulenan mengatakan, pajak parkir, hotel dan restoran masih menjadi primadona karena mendominasi pencapaian. Pajak parkir saja sudah tembus Rp 8,5 miliar atau 104 persen dari target perubahan sebesar Rp 8,2 miliar lebih, pajak hotel Rp23,1 miliar atau 98 persen dari target Rp 25,5 miliar dan pajak restoran Rp 53,9 miliar atau 94 persen dari dari target Rp 56,8 miliar.

Recky Pesik
Kepala Seksi Penetapan Pajak dan Retribusi, Joune Mailoor, SH mengatakan, wajib pajak yang kumabal akan terus diburu. Sebab masih banyak wajib pajak yang belum melaksanakan kewajibannya dengan baik dan benar, terutama pajak hiburan yang masih 70 an persen pencapaiannya. “Tindakan tegas akan diambil jika wajib pajak tetapi ‘kumabal’,” kata birokrat yang memulai karir dari bawah ini.
Sekarang ini, kata Mailoor, pihak BPPRD telah beberapa kali turun dilapangan untuk melakukan sidak sekaligus pembinaan dan pendataan objek pajak. Bahkan ada sosialisasi secara bertahap yang akan dilakukan kepada para wajib pajak.
Begitu juga dengan pajak restoran, meskipun capaiannya sudah hampir 100 persen, masih banyak juga wajib pajak yang belum melaklsanakan kewajibannya dengan baik dan benar. “Kalau semua sadar pajak, maka PAD Kota Manado jauh lebih besar dari sekarang,” katanya meyakinkan.
Demikian pula untuk pajak sarang burung walet mencapai 99,20 persen yaitu Rp 4,9 juta, pajak bumi dan bangunan (PBB) mencapai Rp 24,4 miliar atau 85,10 persen dari target Rp 28,7 miliar, kemudian PBHTB Rp 27,2 miuliar atau 79 persen dari target Rp 34,2 miliar, PPJ PLN plus non PLN Rp 48,9 miliar atau 86,22 persen dari tartget Rp 56,7 miuliar, pajak air tanah Rp 387,3 juta atau 77,47 persen, pajak hiburan Rp 8,3 miliar atau baru 72,44 persen.
Lebih jauh Harke Tulenan memaparkan, khusus PBB NJOP kedepan akan disesuaikan dengan kondisi terkini. Sebab banyak NJOP yang tidak sesuai lagi dengan harga tanah yang berlaku. “Ada pasaran Rp 1 juta/meter, tetapi NJIOP-nya masih Rp 5000/meter. Ini suatu kerugian karena transaksi dilakukan dengan harga tanah Rp 1 juta/meter tetapi PBB yang dibayarkan Rp 5000/meter,” katanya dengan nada serius.
Meski begitu, NJOP baru akan berklaku secara bertahap. Misalnya NJOP-nya Rp 1 juta, dibayar Rp 300 ribu dulu supaya wajib pajak tidak kaget. Nah kalau itu yang terjadi, PBB akan jadi primadona penerimaan PAD Manado,” kata Tulenan.
Recky Pesik yang pernah menangani PBB dan PBHTB mengatakan, mestinya yang jadi primadona penerimaan pajak bukan hotel dan restoran, tetapi PBB dan PBHTB. “Dimana-mana sebuah kota yang jadi primadona adalah PBB dan PBHTB,” kata Pesik yang sudah sejak lama menggaungkan peneysuaian NJOP yang tidak sesuai dengan harga pasar yang berlaku.

Yunita Kumaat
Kepala Bidang PBB dam PBHTB Yunita Kumaat, SE mengatakan, memasuki awal November realisasi PBB sudah mencapai 90 persen. “Kami yakin akan tercapai 100 persen hingga Desember karena masih banyak wajib pajak yang belum melunasinya. Kami terus melakukan penagihan di lapangan bekersama dengan aparat kelurahan,” kata Kumaat.
Menurutnya, tahun 2018 akan berlaku NJOP baru meskipun bertahap. Sebab banyak lokasi strategis yang tidaks esuai lagi NJOP-nya dengan gharpa pasr. “Yang rugi adalah kas daerah,” kata Kumaat meyakinkan.
Kepala Seksi Penetapan Pajak dan Retribusi, Joune Mailoor, SH mengatakan, dalam rangka efisiensi dan efktivitas dalam pelayanan penagihan pajak, akan diberlakukan sistem aplikasi. Dengan demikian akan memudahkan pelayanan dan menekan angka kebocoran/penyelewengan pajak,” katanya.
“ASN yang tidak siap dengan sistem aplikasi akan tergusur dengan sendirinya. Makanya ASN harus punya kreasi dan inovasi dengan meninggalkan pola kerja yang lama. Minsed harus dirubah total agar menghasilkan kinerja yang maksimal,” kata lelaki energik dan pekerja keras ini. (CS/meldi/wilson)