Jakarta, 23/6/18 (CS): CEO Lippo Group, James Riady, menyebutkan, semua perizinan pembangunan dan penyesuaian tata ruang atas proyek Meikarta di Cikarang, Jawa Barat, masih terus dilakukan mengikuti prosedur.
Ia juga menyatakan, masalah perizinan tidak menghalangi perusahaan tetap meneruskan pembangunan kota baru seluas 5.400 hektare tersebut.
Selain itu, James mengakui, tahap pertama pembangunan Meikarta memang sempat terhambat aturan tata ruang dari pemerintah. Meskipun begitu, dia tidak menjadikan hal tersebut kendala yang menghambat pembangunan proyek paling ambisius Lippo Group itu.
“Tahap pertama Meikarta pasti ada masalah. Nah, yang dibicarakan itu, yang tahap berapa? Itu tahap 1, 2, 3, on going terus. Tahap 1 semua yang kita bangun sudah selesai,” tutur James, di Hotel Aryaduta, Selasa (20/3/18) lalu, seperti dilansir berbagai media mainstream termasuk ‘Tempo.co’.
Pernyataan James menanggapi Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Arie Yuriwin yang mengatakan, proyek itu belum (masih harus) ada penyesuaian tata ruang.
Arie menilai Meikarta berbeda dengan proyek perusahaan pelat merah yang masih bisa mengubah perencanaan. Contohnya proyek kereta cepat yang trasenya masuk di kawasan industri serta permukiman penduduk.
Karena itu, Kementerian Agraria bisa mengubah trayek kereta cepat melalui Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. “Nanti seperti proyek kereta cepat, tata ruang kita ubah. Nah, kalau Meikarta belum. Tata ruang perlu dilihat dulu sebelum membuka pembangunan,” tutur Arie.
Biasanya, pemerintah melakukan penyesuaian tata ruang yang evaluasinya dilakukan setiap lima tahun sekali. Sebagai informasi, Lippo Group mengucurkan investasi sekitar Rp278 triliun untuk proyek itu.
Dapat dukungan pemerintah
Lebih jauh, James mengklaim, kehadiran Meikarta perlu mendapat dukungan pemerintah karena proyek ini berkontribusi untuk pemenuhan rumah bagi rakyat. “Kita terus bangun, ini untuk bangsa, rakyat kita. Ini (Meikarta) bisa menjadi salah satu pemenuhan kebutuhan perumahan,” ujarnya.
James menjelaskan, saat ini Indonesia membutuhkan 11 juta unit rumah. “Ada orang yang mau beli tapi tidak mampu. Kami harapkan Meikarta bisa memberikan peluang baru dan pekerjaan baru,” katanya.
Selama ini, James mengakui, tidak menghadapi kendala yang cukup besar dalam penjualan unit perumahan di Meikarta.
Fase tersulit dari proyek Meikarta itu, menurutnya, sudah terlewati, yakni pembangunan infrastruktur untuk bangunan high rise yang akan memenuhi kawasan tersebut.
Segera serah terima
Secara terpisah, Presiden Meikarta, Ketut Budi Wijaya menegaskan, kini pihaknya memasuki tahapan menyelesaikan sekitar 90 tower, di mana 18 di antaranya dipacu untuk segera dilakukan serah terima kunci unit apartemen kepada para konsumen akhir 2018, hingga Februari 2019.
“Selain itu, akan ada 20-an tower akan topping off pada November hingga Desember nanti. Ini yang membuat konsumen yakin, karena Meikarta terus dipacu pembangunannya sesuai target,” ujar Ketut Budi Wijaya, sekaligus mematahkan hoax yang sengaja disebar berbagai kalangan, seolah pembangunan Meikarta sudah terhenti.
Kota Baru Meikarta Cikarang tengah dibangun oleh Lippo Group. Nanti Meikarta akan menjadi kota yang indah, lengkap, modern dan tercanggih se-Asia Tenggara. Karena semua rancangan bangunan di desain dengan sarana infrastuktur dan fasilitas yang serba canggih yang berstandar internasional. Kota Meikarta akan memiliki gedung pencakar langit, mulai dari office tower, apartemen Meikarta, shopping mall, rumah sakit, sekolah, hingga hotel.
Dengan fasilitas sekomplet itu, mengapa tidak sekalian tinggal di Meikarta. (CS-TC/jr)