Manado, 11/10/18 (SOLUSSInews) – Suasana antusias terungkap saat puluhan masyarakat dan pasien Rumah Sakit Siloam Manado memadati lobi rumah sakit, yang terletak di jalan Sam Ratulangi Manado, Selasa (9/10/18).
Ada apa? Ternyata mereka mengikuti talk show ‘Merdekakan Dirimu dari Kolesterol, Diabetes dan Gangguan Ginjal’.
Judul menarik “Merdeka Kalosterol, Merdeka Diabetes dan Merdeka Gangguan Ginjal” ini diimplementasikan dalam narasi yang dibawakan oleh dokter Benny M Setiadi, SpJP (K) dengan topik ‘Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner’.
Sejumlah peserta talk show yang berusia di atas 40 tahun, diberi kesempatan berinteraksi dengan dokter spesialis jantung itu.
Kenapa gagal jantung?
Suasana pun kian ramai dan penuh nuansa.
“Gagal jantung, apakah ada awal atau ada akhir. Apa yang harus diperbuat,” tanya seorang peserta saat mengikuti talk show.
Menjawab pertanyaan, dokter Benny menjelaskan, yang dimaksud dengan gagal jantung, karena fungsi pompa darah ditubuh menurun sehingga orang menjadi lebih lemah, ada juga keluhan sesak nafas saat beraktivitas.
“Penyebab gagal jantung banyak, darah tinggi, gula, kelainan jantung bawaan dan banyak lainnya ada terapi dengan obat,” kata dokter Benny.
Pertanyaan lainnya datang dari pasien penderita penyakit jantung yang sudah dioperasi pasang dua ‘ring’. Dia bertanya untuk memastikan, apakah ring yang dipasang jenis biasa. Dan benarkah ada jenis yang menyatu dengan daging.
“Kalau yang saya pasang menyatu dengan daging,” tanyanya.
Lagi dokter Benny jelaskan, untuk ring ada tiga macam: ring biasa tanpa obat, ring dilapisi obat dan ring yang bisa diserap.
Jantung harus dikendalikan
Kata dia lagi, penyakit jantung mayoritas tidak bisa disembuhkan, sehingga harus dikendalikan.
Sakit jantung tidak bisa distop obatnya. Harus jaga dengan minum obat dan atur pola hidup.
Pada talk show itu muncul lagi pertanyaan, apakah orang yang sering sesak nafas karena asam lambung bisa bersiko serangan jantung
Dokter Benny Setiadi menjawab, itu tidak ada hubungannya dengan serangan jantung. Namun banyak yang terjadi sakit jantung dan keluhannya seperti penyakit asam lambung.
Merokok dan jantung koroner
Selanjutnya, dokter Benny Setiadi memaparkan, “penyakit jantung koroner adalah penyakit yang disebabkan adanya sumbatan di pembuluh darah ke jantung”.
Akibatnya, aliran darah dan nutrisi atau oksigen yang menuju kejantung terganggu dan mengakibatkan kerusakan jantung.
Saat ini penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia.
Di Indonesia sendiri termasud tingkat kedua berdasarkan data tahun 2014 dari Kementerian Kesehatan.
Disebutnya, jantung koroner memiliki beberapa faktor risiko yang seharusnya bisa dicegah, karena jantung koroner itu dimulai prosesnya dari semenjak manusia lahir dan berlanjut terus sampai sudah tua.
“Jadi harusnya kita bisa jaga itu waktu kita masih muda. Jadi ada beberapa faktor yang mengakibatkan sakit jantung koroner. Antara lain merokok, tekanan darah tinggi, diabetes, kolestrol, alkohol, obesitas atau kegemukan, kurangnya aktifitas fisik atau olahraga, usia, dan faktor riwayat keluarga,” jelasnya seperti dilansir TribunManado.co.id.
Bisa dikomunikasikan
Dari sekian banyak penyebab datangnya penyakit jantung koroner, sebagian besar bisa dikomunikasikan dan menjaganya agar tidak terjadi.
Penyakit ini dapat diketahui ketika muncul keluhan yang dengan sendirinya dapat kita ketahui, berupa nyeri di dada. Terutama dada sebelah kiri terasa seperti tertindih benda berat ataupun lemas atau tertekan.
Ciri-ciri lainnya biasanya muncul waktu aktivitas fisik atau ada stres emosional nyerinya bisa menjalar ke lengan sebelah kiri atau naik ke leher. “Keadaan ini berlangsung rata-rata selama 5-10 menit dan kemudian ingin beristirahat,” tambahnya.
Munculnya keluhan seperti itu baru awalnya. Ada keluhan yang makin berat, seperti nyerinya semakin lama atau gerak aktivitas ringanpun sudah sakit.
Untuk pasien-pasien yang sudah ada faktor risiko, sebaiknya cari tahu apakah sakit jantung koroner, ada atau tidak.
Beberapa pemeriksaan jantung
Dokter Benny menjelaskan, ada beberapa pemeriksaan yang sebetulnya bisa kita lakukan. Paling sederhana bisa mulai dengan pemeriksaan EKG atau rekam jantung.
Pemeriksaan ini paling sederhana dan tidak akurat, akan positif kalau pasien sudah sakit berat. “Tingkat akurasi 30 persen 70 tidak terangkap EKG,” tambahnya lagi.
Selanjutnya pemeriksaan foto rontgen. Ini juga tidak akurat. Dan ketiga, pemeriksaan tread mill bisa mendiagnosa pasien mengidap penyakit koroner. Dalam proses ini jantung diberi beban kerja maksimal, akan dilihat apakah EKG-nya berubah atau tidak.
Cara ini jauh lebih akurat dengan tingkat akurasi 70 persen.
Keempat pemeriksaan USG jantung. Ini melihat jantung bengkak atau tidak. Melalui cara ini dilihat apakah fungsi pompa masih bagus atau tidak, dinding jantung bocor atau tidak.
Pemeriksaan seperti ini biasanya ketika ada keluhan pasien yang sesak nafas.
Selanjutnya pemeriksaan citiscan, pemeriksaan akurat di atas 90 persen, keluhan nyeri badan, usia lanjut dan faktor risiko banyak.
“Untuk memutuskan pemeriksaan mana yang harus dilakukan tergantung dari faktor risiko dan keluhan dari pasien masing-masing,” ujarnya lagi.
Sayuran dan buah
Di akhir wawancara mengenai penyakit jantung koroner, dokter Benny menyampaikan mengenai pencegahan. Harus dimulai sejak dini, tergantung dari pola hidup manusia harus diubah dari usia muda, olahraga teratur, dan makanan dijaga.
Banyak makan sayuran dan buah-buahan.
“Untuk pemeriksaan, pada usia di atas 40 tahun dianjurkan minimal setahun sekali. Tapi kalau relatif lebih muda, tergantung dari faktor risiko lainnya. Tapi sekarang karena angka pergeseran penyakit sudah bergeser, sejak masih muda sudah mempunyai tekanan darah tinggi, tidak ada salahnya memeriksakan diri enam bulan sekali dalam setahun sekali,” demikian dokter Benny M Setiadi. (CS-TM/jr)