Manado, 3/12/18 (CS): Kini, beragam penyakit dekompresi yang kerap dialami penyelam laut, penyembuhan beragam indikasi klinis seperti luka (termasuk akibat diabetes) hingga pencangkokan kulit bisa ditangani dengan pengobatan Hyperbaric Oxygen Therapy.
Methode Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT) ini, intinya bertujuan guna meningkatkan dan memperbaiki kondisi tubuh.
Sebagaimana dikemukakan dokter Mendy Hatibie, Sp.BP-RE dan dokter Friko Talumewo pada “Sosialisasi Manfaat Pengobatan HBOT” yang berlangsung di “Maxx Coffee” Manado, beberapa minggu lalu, Rumah Sakit Siloam Hospitals Manado kini memiliki teknologi kedokteran terbaru tersebut.
Dilaporkan, pada session ‘HBOT on Wound Healing and Wellness’, dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetika Siloam Hospitals Manado ini, mengatakan, HBOT merupakan metode pemberian oksigen murni kepada pasien dalam ruang bertekanan tinggi, yakni lebih dari 1 Atmosfer Absolut.
“Ini bertujuan guna meningkatkan dan memperbaiki kondisi tubuh,” ujar dokter Mendy.
Selain itu, bisa untuk dekompresi, juga HBOT dapat dimanfaatkan mengobati berbagai indikasi klinis. Antara lain penyembuhan luka tubuh (seperti luka bakar dan luka terkait penyakit diabetes mellitus) serta pencangkokan kulit.
“Hal ini sudah diakui secara resmi oleh Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) dan Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat pada tahun 2011,” kata dr. Mendy.
Menyuplai oksigen lebih banyak
Dia menjelaskan, pemberian oksigen murni dalam ruang bertekanan yang disebut chamber, mampu menyuplai oksigen 10-15 kali lebih banyak dibandingkan jika pemberian oksigen dilakukan di permukaan laut atau pada tingkat atmosfer normal.
Karena itu, menurutnya, HBOT sangat efektif untuk merangsang pembentukan pembuluh darah baru, mengurangi pembengkakan dan peradangan, menonaktifan racun, meningkatkan kemampuan sel darah putih untuk melawan infeksi dan membunuh beberapa jenis bakteri berbahaya.
“Juga membantu tubuh membangun jaringan ikat baru, membersihkan racun dan produk sisa metabolisme, serta mempercepat proses penyembuhan,” jelasnya.
Adapun bagi pasien diabetes melitus, demikian dokter Mendy, HBOT dapat bermanfaat untuk mengatasi komplikasi masalah kesehatan yang biasanya sering terjadi. Komplikasi tersebut disebabkan karena kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh berlangsung pada waktu lama sehingga merusak pembuluh darah dan sistem saraf.
“Komplikasi diabetes bisa berakibat pada beberapa kerusakan bagian tubuh, seperti penyakit jantung, terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang memerlukan amputasi, dan impotensi. Nah, suplai oksigen dari HBOT mampu memperbaiki fungsi saraf dan memperlancar peredaran darah, serta dapat meningkatkan kinerja insulin pasien diabetes,” jelas dokter Mendy lagi.
Sudah sejak 1960-an
Hasil dari HBOT, menurutnya, dapat dirasakan setelah menjalankan beberapa sesi terapi. Dimana terapi ini juga dapat dijalankan bersamaan dengan terapi lain sesuai dengan rekomendasi dokter. Secara umum, semakin kronis kondisi pasien, sesi yang dibutuhkan juga bisa semakin banyak.
“Untuk itu, diskusikan dengan dokter Anda mengenai terapi spesifik apa yang dapat Anda terima sesuai dengan kondisi medis serta berapa sesi yang harus dijalani. Ceritakan kondisi medis anda secara jelas dan lengkap kepada dokter guna menghindari efek samping yang tidak diinginkan,” tambah dokter Mendy Hatibie.
Pengobatan HBOT sebenarnya telah dimanfaatkan di Indonesia sejak tahun 1960. Pengobatan ini kemudian terus dikembangkan hingga kini melalui pemberian pelatihan teori dan praktik kepada para tenaga ahli medis, seperti Pelatihan Dasar Ilmu Kedokteran Kelautan bagi tenaga operasional HBOT oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Kelautan (Perdokla) di Siloam Hospitals Manado pada 27-31 Agustus 2018 lalu.
Sejak dibuka 1 Agustus 2018, pelayanan HBOT di Siloam Hospitals telah melayani treatment pasien dengan kasus-kasus seperti luka bakar, luka kecelakaan yang sudah dilakukan tindakan awal. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pelayanan HBOT Siloam Hospitals Manado, hubungi (0431) 7290900.
Sosialisasi juga menghadirkan Management Siloam Hospitals Manado, di antaranya Direkturnya, dokter Abraham Talumewo, MHSM, CEO Lippo Group Sulawesi Utara, Diana Kawatu, Hodiv Business Development Magdalena Molenaar dan Head Dept Marketing Communication Melissa Walandouw. Demikian ‘BeritaKawanua.com’ mengabarkan. (CS-BK/jr)