Jakarta, 9/3/19 (CS): Sosok inspiratif ini memang sering meninggalkan aura dan energi positif kepada siapa saja. Itu sebabnya, banyak penulis termasuk jurnalis memiliki sudut pandang beragam, jika mendengar dia berbicara di forum apa pun.
Nah, di edisi “Seri Inspirasi” kali ini, ada satu sudut pandang lain yang diulas secara singkat oleh jurnalis VIVA.co.id ihwal kiprah dan pandangan si “Manusia Ide”, Dr Mochtar Riady.
Begini rangkumannya.
Pendiri perusahaan Lippo Group, Mochtar Riady, meluncurkan buku autobiografinya yang berjudul “Manusia Ide” setebal 336 halaman.
Lakoni dengan keberanian
Buku ini sesungguhnya mengisahkan tentang perjalanan hidup, percintaan, hingga perkembangan bisnis.
“Yang mau saya sampaikan pengalaman itu paling penting, saya dilahirkan di Batu, Malang, dibesarkan di Malang, namun nasib saya tak malang,” demikian Mochtar mengawali kisahnya dalam sudut pandang penulis.
Kenapa enggak malang? “…Oleh karena saya berani mikirkan kalau ingin usaha besar harusnya adalah Ibukota Jakarta, bukan di kota kecil Malang,” ujarnya, di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa (26/1/16) lalu.
Pria kelahiran Malang, 12 Mei 1929 itu terlahir dari keluarga yang sederhana. Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan kesengsaraan ia lakoni dengan penuh keberanian.
Alami kesenjangan kesukuan
Pada saat usianya baru menginjak sembilan tahun, Mochtar kecil telah menjadi anak piatu setelah ibunya meninggal dunia. Bahkan, pada usia 11 tahun ia juga dihadapi oleh kesenjangan kesukuan.
Disebut Mochtar, keberanian merupakan salah satu kunci kesuksesan yang ia raih selama ini.
Dia mengungkapkan keputusan untuk pindah dari Malang ke Jakarta hanya bermodalkan keberanian.
“Usia 11 tahun tentara Jepang masuk, dan kebetulan di Malang ada perkumpulan orang suku Hingua provinsi Fujian, …. kumpulan Fusing, namanya seperti orang anti Jepang di Tiongkok …, lalu ada ini 62 orang ditangkap, termasuk ayah dan paman saya,” tuturnya.
Berani ‘mikirkan’ yang besar
Mochtar memang menghadapi situasi pelik.
Belum lagi, kala itu ia menjadi korban tipu daya oleh orang dewasa yang menjerumuskan dirinya dalam permainan judi dan membuat keadaan hidupnya makin sulit.
Sebab, ia menanggung banyak utang. Namun, ia hadapi semuanya dengan keberanian.
“(Karena itu) Saya ingin ajak semua jangan minder, enggak berbakat, sehingga selalu mikirnya adalah yang kecil, saya anjurkan mari sama-sama pikirkan hal-hal yang besar. Supaya kita semua berani mikirkan hal yang besar dan mencoba hal menjadi besar,” demikian Mochtar Riady. (CS-VC/jr)
Ayo Berikan Komentar Anda