Jakarta, 19/4/19 (CS): Merujuk data Badan Pusat Statistik tahun 2017, luas area pohon kelapa di Indonesia mencapai 3,65 juta ha atau 14,58 persen dari 25,05 juta ha keseluruhan areal perkebunan di Indonesia, dengan total produksi tanaman kelapa sebesar 2,87 juta ton.
Kementerian Perindustraian (Kemperin) RI juga mencatat, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia di atas Filipina, India, Srilanka, dan Brasil.
Sedangkan, berdasarkan data Asian and Pasific Coconut Community (2018), jumlah petani yang terlibat dalam agribisnis kelapa sebanyak 5,09 juta rumah tangga.
Produk turunan kelapa sudah memberikan kontribusi nilai ekspor yang lebih besar jika dibandingkan dengan ekspor buah kelapa utuh.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 menunjukkan, nilai ekspor buah kelapa sebesar US$121,9 juta. Sedangkan nilai ekspor produk turunan kelapa mencapai US$1,2 miliar yang terdiri dari coco fibre, copra, desicated coconut, coconut cream, coconut sheel, charcoal dan coconut activate carbon.
Tetap prospektif
Pemerintah memasikan, bisnis industri pengolahan kelapa di Indonesia masih tetap prospektif dan terus berkembang di beberapa wilayah seperti Sulawesi Utara (Sulut), Riau, Gorontalo, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Maluku Utara (Malut).
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ikma) Kemperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya melakukan program pengembangan IKM kelapa terpadu melalui pendekatan regional yang selaras dengan kebijakan daerah.
Ini untuk mendorong peningkatan produksi kelapa dan olahan turunannya dalam meningkatkan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Pengembangan ini tentunya berbasis kepada ketersediaan sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi tepat guna dan pasar.
“Kami bertekad untuk terus fokus mendorong sektor industri pengolahan kelapa di Tanah Air. Selain karena potensi alamnya yang melimpah, produk hilirisasi industri kita harus berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor,” tegas Gati Wibawaningsih.
IKM Kelapa Terpadu
Dilaporkan, beberapa waktu lalu, Dirjen Ikma Kemperin, Gati Wibawaningsih dan Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Halmahera Barat Malut bersinergi membangun sentra IKM Kelapa Terpadu di Kabupaten Halmahera Barat.
“Sentra IKM ini diharapkan menjadi fasilitas pengembangan potensi kelapa di Halmahera Barat serta mampu menghasilkan berbagai komoditi produk turunan kelapa,” kata Gati Wibawaningsih dalam siaran persnya, Jumat (19/4/19), sebagaimana dilansir BeritaSatu.com.
Gati Wibawaningsih memberikan apresiasi terhadap keseriusan Pemkab Halmahera Barat dalam pengembangan potensi kelapa untuk menjadi produk hilir yang bernilai tambah tinggi. Hal ini diwujudkan adanya pembangunan sentra kelapa terpadu di Desa Acango.
“Dari sentra tersebut, diharapkan dapat dihasilkan berbagai komoditas seperti arang batok kelapa, serta berbagai macam produk dari sabut kelapa, gula merah baik gula batok maupun gula semut, air kelapa (nata de coco, kecap), dan minyak goreng,” demikian Gati Wibawaningsih. (CS-BS/jr)