Jakarta, 23/4/19 (CS): Menyuguhkan sistem pembayaran non tunai secara digital yang sederhana, membuat OVO semakin disukai penggunanya di Indonesia.
Kini, dengan jumlah pengguna yang mencapai 115 juta hingga akhir 2018 lalu (sebuah prestasi pesatnya pertumbuhan sejak resmi beroperasi pada Agustus 2017, Red), basis pengguna OVO tumbuh lebih dari 400 persen.
Adapun tiga transaksi terbesar, ialah, dari sektor transportasi, ritel, dan e-commerce.
Pihak OVO mengemukakan, jumlah transaski platform OVO juga tumbuh secara eksponensial. Yaitu mencapai satu miliar transaksi selama satu tahun terakhir.
Tahun perkembangan eksponensial
Director OVO Harianto Gunawan mengatakan, 2018 menjadi tahun dengan perkembangan yang eksponensial bagi OVO.
Berawal dari pilot project di wilayah Karawaci, Tangerang, Banten, hingga penghujung 2018, OVO kini telah hadir di 303 kota di wilayah Indonesia.
“Pencapaian ini menegaskan peran OVO sebagai solusi inklusi keuangan, tidak hanya di kota metropolitan, namun di mana saja di seluruh Indonesia. OVO telah menjangkau Sabang hingga Merauke dengan 77 persen pengguna OVO berada di luar Jabodetabek,” kata Harianto di Jakarta, Februari lalu, seperti dilansir Investor Daily.
Dusebutkan, pada Oktober dan November 2018, OVO telah mencatatkan pertumbuhan jumlah merchant lebih dari 70 persen.
Dukung sektor UMKM
Kini, OVO juga tengah mengembangkan quick response (QR) code untuk mendukung pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Berawal dari 9.000 UMKM yang bekerja sama dengan OVO pada Agustus 2018, saat ini, pengguna OVO dapat melakukan pembayaran di sekitar 180 ribu merchants UMKM di berbagai wilayah di Indonesia, dengan QR code.
Harianto melanjutkan, tidak hanya menjalin kerja sama dengan merchant, OVO juga telah menggandeng mitra ekosistem selama setahun terakhir.
Beberapa di antaranya bermitra dengan Bank Mandiri, Grab, Kudo, Alfamart, Moko, serta Tokopedia. (CS-ID/jr)