Jakarta, 5/5/19 (CS): Mendekati pengumuman hasil Pilpres secara resmi oleh KPU pada 22 Mei 2019 mendatang, semakin banyak pihak memperkirakan beberapa partai di luar Koalisi Indonesia Kerja (pendukung Presiden Joko Widodo, Red) bakal bergabung.
Bahkan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan, kemungkinan Partai Demokrat bergabung dalam Koalisi Indonesua Kerja (KIK) pengusung Jokowi. Namun, menurutnya, itu tergantung kewenangan Presiden Joko Widodo.
Politikus PDI-P itu menyebut bayangan pemerintahan yang kuat ada di depan mata dengan komposisi partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin yang diprediksi lolos ke DPR.
Ia mengatakan, perolehan suara partai pendukung Jokowi-Ma’ruf yang lolos ke DPR periode 2019-2024 berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei pun sudah melewati angka 50 persen. Partai pendukung yang diprediksi lolos antara lain PDI-P, Golkar, PKB, NasDem, dan PPP.
“Sehingga, apakah kemudian ada tambahan atau enggak? Itu kewenangan sepenuhnya ada pada presiden,” kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/5/19) lalu.
Kewenangan Presiden Jokowi
Saat disinggung apakah koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf membutuhkan kehadiran Demokrat, Pramono tetap mengatakan hal tersebut sepenuhnya berada di tangan Jokowi sebagai capres petahana.
“Kewenangan sepenuhnya ada pada presiden,” ujarnya.
Kemungkinan Demokrat bergabung dalam koalisi Jokowi-Ma’ruf mencuat setelah pertemuan empat mata antara Presiden Jokowi dengan Komandan Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/19).
Pramono menilai, pertemuan Jokowi dengan AHY merupakan silaturahmi sekaligus menurunkan tensi ketegangan dan menyamakan persepsi usai Pemilu 2019. Saat disinggung apakah pertemuan itu sebagai langkah awal merangkul Demokrat masuk koalisi, Pramono menjawab diplomatis.
“Ya, itu tadi kan saya katakan silaturahmi, menyamakan persepsi, komunikasi, meredam ketegangan. Kan baik-baik saja,” tuturnya, seperti diberitakan CNN Indonesia.
Politik sangat dinamis
Pramono mengatakan, politik sangat dinamis.
Pramono menyebut ada kemungkinan setelah bertemu AHY, Jokowi akan melakukan pertemuan dengan tokoh lainnya.
“Ya, politik itu kan dinamis, selalu bergerak. Mungkin tidak hanya berhenti pada Mas AHY mungkin (tokoh) lain-lainya,” kata Pramono Anung. (CS-CNN/jr)