Semarang, 5/6/19 (CS): Ternyata, terduga pelaku bom Pos Pantau Polres Sukoharjo di simpang Kartasura, Rofik Asharudin, 22 tahun, dilaporkan pernah hilang selama beberapa waktu hingga harus dicari oleh keluarganya.
“Sempat hilang, tahun kemarin kalau tidak salah,” kata Ketua RT 01/ RW 02 Kranggan Kulon, Wirogunan, Kabupaten Sukoharjo, Joko Suwanto, ketika di temui usai olah tempat kejadian di rumah pelaku di Kampung Wirogunan, Selasa (4/6/19) kemarin.
Namun, lanjutnya, Rofik kemudian pulang ke rumah dengan sendirinya. Dari informasi warga, Rofik diduga pergi bersama teman-temannya selama menghilang dari rumah.
Joko mengakui adanya perubahan atas perilaku sehari-hari Rofik selama di lingkungannya. Namun perubahan itu sudah terjadi sejak sebelum Rofik menghilang.
Ia menyebut Rofik diketahui berubah usai lulus Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang kemudian bekerja di Kota Solo. Ia sendiri tidak mengetahui pergaulan Rofik bersama teman-temannya di Solo itu.
Sebelumnya, ledakan diduga bom bunuh diri mengguncang Pos Pantau Polres Sukaharjo di persimpangan Kartasura. Satu pelaku yang diduga pelaku pengeboman saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Terduga pelaku Rofik Asharudin saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Prof Awaludin Djamin atau RS Bhayangkara, Kota Semarang. Demikian ANTARA.
“Yang bersangkutan atas nama RA, usia 22 tahun kelahiran 1997, kemudian pekerjaan swasta, belum menikah, pendidikan terakhir SLTA, dan alamat di Kranggan Kulon Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah” ungkap Dedi saat konferensi pers di gedung Humas Mabel Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6/19).
Saat ini pelaku masih dirawat di rumah sakit karena mengalami luka parah akibat ledakan bom. Apabila kondisi kesehatan terduga pelaku sudah membaik, polisi akan meminta keterangan dan mendalami motifnya melakukan aksi bom.
Sementara itu, kondisi terkini di tempat kejadian perkara (TKP) ledakan sudah kondusif. Aktivitas masyarakat pun sudah kembali normal.
“Saat ini kondisi di sekitar TKP sudah sangat kondusif. Seluruh aktivitas kegiatan masyarakat bisa berjalan secara normal” ujar Dedi.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan, Densus 88 dan tim Anti Teror Polda Jateng juga melakukan preventif strike pasca ledakan bom tersebut. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya aksi serupa.
Lihat Video:
Sumber: BeritaSatu TV