Jakarta, 6/6/19 (CS): Kini ada salah satu inovasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi berupa ‘kit diagnostik’ demam berdarah dengue.
Dilaporkan, pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan meluncurkan ‘kit diagnostik’ demam berdarah dengue (DBD) pada Agustus 2019. Yakni, bersamaan dengan hari ulang tahun BPPT.
Dalam proses kesiapan produksi massal ini, BPPT bekerja sama dengan Kimia Farma.
Kepala BPPT, Hammam Riza, mengatakan, produk kit diagnostik DBD ini mampu mendeteksi demam berdarah secara cepat 2-10 menit menggunakan serum darah.
“Teknologi ini diharapkan bisa menjadi solusi dari maraknya kasus DBD di Indonesia,” kata Hammam dalam silaturahmi inovasi di auditorium BPPT, Jakarta, Rabu (29/5/19) malam, seperti dilansir BeritaSatu.com.
Dalam acara itu, hadir pula sejumlah asosiasi dan komunitas di bidang inovasi seperti Ikatan Alumni BJ Habibie dan himpunan perekayasa Indonesia.
“Kit diagnostik BPPT ini siap diproduksi massal karena bukan lagi dalam tahap uji coba,” ucap Hammam.
Berbasis tekni imunokromatografi
Disebutkan pula, kit diagnostik DBD ini berbasis teknik imunokromatografi dengan menggunakan anti–NS1 antibodi monoklonal.
Sebagaimana diketahui, Antigen NS1 merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh virus dengue pada hari pertama hingga kelima pasca terjadinya infeksi.
Keunggulan lain dari kit diagnostik DBD yang dikembangkan oleh BPPT adalah anti-NS1 antibodi monoklonal dikembangkan dari virus dengue strain lokal, yang merupakan koleksi Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
Selain itu keunggulan kit diagnostik DBD yang dikembangkan oleh BPPT yakni, produk dalam negeri, mampu mendeteksi dini infeksi DBD, menggunakan bahan baku antibodi monoklonal berdasarkan strain lokal Indonesia, spesimen dapat berupa darah, plasma dan serum, mudah digunakan, hasil relatif cepat (2-10 menit), tidak memerlukan alat untuk penggunaannya, penyimpanan tidak memerlukan pendingin. (CS-BS/jr)