Bitung, 8/7/19 (CS): Ketika itu, Sinyo Harry Sarundajang masih menjabat Walikota Bitung. Pas usai peresmian “Monumen Trikora” oleh Presiden Soeharto, sejumlah jurnalis dari Jakarta dan Manado berdialog khusus dengannya, beberapa saat setelah Kepala Negara diantar Gubernur Sulawesi Utara, CJ Rantung ke tangga pesawat untuk kembali ke ibukota negara.
Dari banyak hal yang dibincangkan, khususnya memperjuangkan Pelabuhan Bitung sebagai Indonesia Main Port (IMP) — kini telah ditetapkan sebagai Indonesia Hub Port (IHP) — Sinyo melontarkan impian warga Bitung dan Pulau Lembeh. “Akan lebih hebat kawasan IMP ini, jika ada jembatan penghubung dari Bitung ke Lembeh, karena bakal meng-‘generate’ banyak sektor ekonomi sosial ikutan, termasuk pariwisata, industri, dan jasa-jasa,” katanya.
Itu terjadi sekitar tiga dasawarsa silam. Dan ‘impian’ itu terus terpendam, kendati sejumlah aksi pernah dilakukan oleh berbagai pihak, baik kalangan jurnalis (lewat tulisan-tulisan investigatif yang deep), juga diangkat pada sejumlah pertemuan akademik oleh beberapa akademisi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), juga muncul dalam pernyataan-pernyataan para politisi di Legislatif (daerah) maupun oleh para birokrat.
Tetapi, tetap saja itu baru sebatas ‘wacana’.
Kini, ketika roda pemerintahan ‘bumi nyiur melambai’ berada di tangan sosok Olly Dondokambey selaku Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), tampaknya segalanya menjadi lebih mudah. Tak percuma kata-kata bernuansa theologis dari berbagai kalangan, termasuk menjadi salah satu ungkapan penuh makna dari Olly: “Segala sesuatu akan indah pada waktunya”.
Bakal segera terwujud
Menangkap dengan tangkas aspirasi dan impian itu, Olly Dondokambey pun beraksi strategis. Upayanya membangun konektifitas melalui jembatan yang akan menghubungkan Kota Bitung dan Pulau Lembeh pun kini bakal segera terwujud. Pasalnya, seperti dilansir BeritaManado.com, Pemerintah Pusat berjanji mendukung penuh pembangunan jembatan Lembeh.
Hal itu disampaikan langsung Presiden Joko Widodo alias JpOkowi, saat melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Bitung, Jumat (5/7/19).
“Tahun depan jembatannya dimulai dari sini ke Lembeh, nanti pariwisatanya hidup, industrinya hidup di kawasan yang berbeda,” tegas Jokowi yang didampingi Gubernur Olly dan Walikota Bitung, Maxmillian Jonas Lomban.
Namun, meski jembatan berdiri, menurut Presiden, industri pelayaran juga tidak serta merta gulung tikar.
“Nanti otomatis datang kalau turisnya banyak, tidak hanya di sekitar Manado ataupun di Bunaken, tapi ini juga salah satu alternatif yang bisa dilihat bagus loh, bawah airnya juga cantik jadi industri ya dialihkan, kan ada yang lain, di sini bukan hanya urusan ke Lembeh saja, ke Ternate, Tobelo,” tutur Presiden, yang sebelumnya mendapat penjelasan rinci dari Walikota Max ihwal prospek Jembatan Bitung-Lembeh, juga IHP Bitung serta KEK Bitung.
Perbaikan pelabuhan
Disamping itu, Jokowi juga mengungkapkan perbaikan Pelabuhan Bitung untuk mendorong volume ekspor-impor melalui pelabuhan tersebut.
“Banyak yang ingin masuk ke sini, ini ujung yang dekat dengan Filipina, dekat dengan Asia bagian Timur. Ini ada kekuatan yang bisa dipakai di sini, baik untuk mengekspor maupun mengimpor barang-barang tertentu,” kata Presiden Jokowi yang juga didampingi beberapa pembantunya, di antaranya Menteri Perhubungan, Menteri PUPR, dan unsur Pelindo.
Pelabuhan Bitung sendiri merupakan pelabuhan internasional yang ditargetkan dapat mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dimana telah dinyatakan sebagai salah satu prioritas pembangunan pemerintah.
Di samping itu, keberadaan Pelabuhan Bitung juga akan mendukung kegiatan industri kawasan timur Indonesia meliputi Ambon dan Ternate (pertanian, industri, dan pertambangan) serta Samarinda, Balikpapan, Tarakan, dan Nunukan (batubara, minyak bumi, dan kayu lapis).
“Ini sekali lagi kita tetap melihat fasilitas-fasilitas yang mendukung KEK, begitu fasilitas-fasilitas pendukungnya siap, maka KEK-nya berjalan,” kata Presiden.
Saat ini Pelabuhan Bitung sedang dalam masa perbaikan dan ditargetkan dapat selesai pada Oktober 2019.
“Kami ingin melihat semuanya, misalnya pelabuhan ini akan dimulai perbaikan pada bulan Oktober sehingga bisa untuk pelabuhan rakyat dan pelabuhan yang ada sekarang. Sudah tadi saya sampaikan, Pak Walikota, Pak Gubernur juga, lahan disiapkan dari pemda, kemudian ada yang bangun dari Kementerian Perhubungan. Setahun lah rampung,” demikian Presiden Jokowi. (CS-BM/jr)