Bandung, 8/9/19 (CS): Sesuai kondisinya saat ini, Kota Bandung membutuhkan setidaknya lima infrastruktur jalan layang (flyover) guna mengatasi kemacetan di kotanya. Dua di antaranya, menghubungkan Jalan Jakarta-Jalan Supratman dan Jalan Pelajar Pejuang-Jalan Laswi sudah dilakukan peletakan batu pertamanya memanfaatkan bantuan dari Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada Selasa (3/9/19).
“Saya merasa senang, bahagia, karena APBD Kota Bandung tidak akan mampu kalau dipakai membangun infrastruktur yang besar-besar,” kata Walikota Bandung, Oded Muhammad Danial.
Sesudah dua proyek itu selesai, Oded berharap Gubernur Jabar Ridwan Kamil mau membantu pengadaan proyek serupa di titik lainnya di Kota Bandung. “Pak Gubernur, mun ieu geus beres, masih seueur keneh (kalau ini sudah beres, masih banyak lagi), di Jalan Andir, Kopo, masih banyak,” ujar Oded.
Kadis Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar, A Koswara menuturkan, pembangunan dua jalan layang itu dilakukan bertahap memanfaatkan APBD Jabar 2019 dan 2020. Jalan Layang Jakarta-Supratman sepanjang 520 meter akan berada di atas Jalan Ahmad Yani. Sementara Jalan Layang Pelajar Pejuang-Laswi sepanjang 500 meter akan melewati bagian atas Jalan Gatot Subroto.
“Guna mengurai kemacetan di kaki-kaki simpang (jalan). Kinerjanya sudah jenuh (kendaran), salah satu solusi dengan perlintasan tidak sebidang,” ungkap Koswara soal dua proyek yang bertujuan mengurangi kemacetan pada akses menuju pusat dan bagian timur Kota Bandung ini.
Tahun 2019, demikian Koswara, pihaknya mengalokasikan anggaran Rp4,2 miliar untuk Jalan Layang Peta-Laswi, sementara untuk Jalan Layang Jakarta-Supratman sebesar Rp3,8 miliar. Dana tahap pertama itu untuk pengerjaan pondasi hingga pembenahan utilitas seperti kabel, saluran air selama 120 hari kerja. Pada tahap selanjutnya tahun 2020, proyek Jalan Layang Peta-Laswi mendapatkan alokasi dana Rp31,7 miliar dan Jalan Layang Jakarta-Supratman sebesar Rp33,7 miliar.
“Pekerjaan tahap dua itu untuk bagian atasnya, pekerasan beton, bangunan pelengkap, gelagar. Waktu kerjanya 180 hari. Nanti kami percepat lelangnya di bulan Oktober,” tutur Koswara.
Proyek BIUTR
Terkait proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR), Koswara menuturkan, pihaknya bertanggung jawab menuntaskan beberapa kegiatan seperti Jalan Layang Kopo, Jalan Layang Junjunan, underpass Gasibu, serta segmen akses Gedebage-Soekarno Hatta, dan Jalan Layang Kiaracondong.
“Tugas provinsi yang sudah selesai flyover Kopo, tahun ini sudah selesai pembebasan 1,75 ha, tahun depan sudah bisa bangun flyover. Yang harus kita lakukan pembebasan lahan selanjutnya akses Gedebage-Soekarno Hatta, (luasnya) 9,25 ha harus dibebaskan. Cukup besar. Di 2020 kita lakukan perencanaan pembebasannya, nilainya belum bisa diketahui karena belum ada pengukuran dan appraisal,” papar Koswara.
Selanjutnya, untuk Jalan Layang Kiaracondong, Koswara bertanggungjawab membebaskan lahan seluas 1,69 ha sementara Pemkot Bandung untuk lahan seluas 1,35 ha. “Underpass Gasibu, 520 meter pembebasannya. Jadi BIUTR berlanjut dan jadi prioritas pasca-MoU ditandatangani antara gubernur dan Menteri Pekerjaan Umum,” tambah Koswara.
Terkait peletakan batu pertama di Jalan Layang Jakarta-Supratman, Gubernur Ridwan Kamil menyatakan, proses itu menandai dimulai dua proyek jalan layang di Kota Bandung.
“Yang sifatnya kota cenderung kebutuhan infrastruktur lalu-lintas, kabupaten kebutuhan infrastrukturnya rata-rata pertanian, perikanan, penataan pariwisata daerah. Ini adalah contohnya, Bandung,” kata Ridwan.
Pembangunan serupa, sambungnya sudah berjalan di Sukabumi dan ke depan bakal ada juga di Depok. Seluruh pendanaannya menggunakan APBD Jabar.
Dia mengatakan, selain dua di kota Bandung, infrastruktur jalan serupa dibangun di Sukabumi. Pendanaannya berasal dari APBD Jabar. Selain itu, underpass rencananya dibangun di Depok. Untuk pembangunan di Sukabumi, Pemprov Jabar menggelontorkan dana Rp33,161 miliar guna pembangunan jalan layang yang merupakan bagian dari Jalan Lingkar Luar Sukabumi. Demikian Suara Pembaruan memberitakan. (CS-SP/BS/jr)