CAHAYASIANG.COM, Jakarta – inus satu Pilkada gubernur Sulut, hampir semua relawan ODSK Jabodetabek turun mengamati dan mengawal pelaksanaan Pilkada provinsi serta kab/kota berlangsung aman, damai dan rahasia.
Dipimpin langsung Ketua Drs. Max R. Boseke, Wakil Ketua Teddy Mateos serta bendahara Revly Mandagie sejak tiba di airport Sam Ratulangie langsung memberikan briefing kepada para anggotanya yang berjumlah sekitar 25 orang untuk segera menyebar keberbagai lokasi pelaksanaan pemilihan dengan konsentrasi daerah yang berpotensi terjadinya kecurangan atau kelalaian memonitor sehingga ada oknum-oknum yang bisa bermain kotor dalam operasional penghitungan suara nanti.
Sememtara, dalam beberapa kesempatan berjumpa dengan tokoh-tokoh masyarakat sering dilontarkan pertanyaan siapa calon yang akan dipilih nanti.
Hampir semua yang ditemui mengatakan akan tetap memilih ODSK yang sudah terbukti dapat merealisasikan pembangunan fisik serta non fisik yang berlangsung dengan baik sejak awal kepemimpinan mereka.
Memang ada terjadi perlambatan karena semua juga tahu dengan pandemic covid 19 ini, namun dengan membandingkan daerah-daerah lain, Sulawesi Utara sudah berada pada jalur yang benar menentukan arah pembangunan.
Hal yang sama juga dikatakan oleh penasihat relawan ODSK Jabodetabek, Selvy Mogot yang juga Ketua Umum PWSU dan salah satu ketua di KOWANI saat ditanya wartawan; kenapa ibu seorang perempuan tidak mensuport sesama perempuan yang akan menjadi pemimpin SULUT nanti?
Menurut Selvy bahwa dari kedua lawan perempuan yang muncul ini belum menunjukkan arah kepemimpinan yang jelas. “Kita bisa melihat bagaimana mereka memimpin kedua kabupaten sekarang? Apa yang ditorehkan mereka?,” katanya.
Begitu juga dengan sekretaris relawan ODSK Jabodetabek, Lisye Sumakud-S mengatakan saya akan memihak perempuan yang menjadi pemimpin Sulut nanti bila sudah jelas perempuan tersebut lahir dari sejak muda sudah terjun sebagai aktifis/politisi kayak Hillary Lasut daripada perempuan yang tiba-tiba instan membawa uang sekarung dan mencalonkan diri sebagai pemimpin daerah hanya dengan bermodalkan uang dan kecantikan tanpa isi kepala yang berkualitas serta moralitas yang terjaga dengan baik karena Sulut adalah provinsi yang menjaga nilai-nilai etika serta moralitas agamis tutur kedua perempuan yang aktif juga di KOWANI Pusat.
Pantauan kami sejak menyebar di beberapa kabupaten kota yang mengadakan Pilkada, memang masyarakat pemilih terbagi menjadi beberapa kluster kecenderungan memilih figur, tanpa melihat dia datang dari partai yang mana.
Memang masih ada pemilih tradisional yang tidak melihat figur yang diusung oleh partai. Namun secara keseluruhan pemilih Sulawesi Utara sudah sangat cerdas untuk menentukan sikap, dimana dia harus memilih calon yang kapasitas serta kapabilitasnya sudah teruji. (ted)